16 Januari 2010

PERANCANGAN PERUSAHAAN DAN PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia, khususnya pada pengembangan agroindustri. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Namun demikian, ternyata prediksi tersebut berjalan lebih cepat, Indonesia saat ini tercatat sebagai produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia, mengungguli Malaysia.
Jika melihat kebutuhan akan minyak kelapa sawit di dunia maka sudah barang tentu setiap tahunnya akan meningkat sejalan pula dengan peningkatan jumlah penduduk dunia. Terlebih saat ini minyak sawit juga banyak digunakan sebagai biodiesel, bahan bakar alternatif yang kini sedang marak di pasaran karena sifatnya yang ramah lingkungan.
Prospek pengembangan kelapa sawit sangatlah baik. Dari sisi permintaan, diperkirakan permintaan terhadap produk kelapa sawit akan tetap tinggi di masa-masa mendatang karena memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan komoditas subtitusinya.
Dari kondisi yang demikian, maka peluang bisnis untuk mengembangkan proyek pengembangan pabrik kelapa sawit sangatlah menjanjikan. Terlebih di Indonesia, kondisi iklim yang tropis dan curah hujan yang cukup memungkinkan tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia.
Makalah ini menguraikan tentang proyek pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) dalam rangka memanfaatkan peluang dan potensi sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia dengan mengolah kelapa sawit menjadi produk turunan kelapa sawit.

B. Tujuan
Tujuan dari analisis pengembangan pabrik kelapa sawit ini adalah memanfaatkan peluang yang dimiliki oleh Indonesia serta mengetahui hal-hal yang dibutuhkan dalam rangka pengambangan pabrik kelapa sawit (PKS).

BAB II PEMBAHASAN
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penghasil minyak baik minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Negara Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebaran kelapa sawiit antara lain adalah di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Sumatera adalah pulau yang memiliki areal kelapa sawit terluas di Indonesia yaitu mencapai 75,98%, diikuti Kalimantan dan Sulawesi masing-masing 20,53 % dan 2,81 %. Secara umum penyebaran kelapa sawit terdapat di Riau, Kalimantan Barat, Kaimantan Tengah, Kaimantan timur, Papua, Sumatera Utara, Bengkulu, Sulawesi tengah, dan Sulawesi Selatan.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) termasuk ke dalam famili Palmae dan subkelas Monocotyledoneae. Kelapa sawit memiliki akar berjenis akar serabut. Kedua adalah batang yang berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Ketiga adalah daun dan produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20–30 pelepah. Kemudian terdapat bunga pada tanaman kelapa sawit. Salah satu bagian terpenting dari kelapa sawit adalah buah dari kelapa sawit yang terkumpul di dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20–22 tandan per tahun. Sedangkan jumlah tandan buah pada tanaman tua sekitar 12–14 tandan per tahun.
Bila dilihat secara anatomi buah kelapa sawit tersusun dari pericarp atau daging buah. Pericarp ini terdiri dari mesokarp, yaitu kulit luar buah yang keras dan licin. Mesokarp merupakan bagian daging buah yang berserabut yang banyak mengandung minyak dengan rendemen tertinggi. Kemudian ada biji yang tersusun dari endokarp (tempurung) yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam. Selain itu ada endosperm (kernel) yang berwarna putih dimana kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari tanaman kelapa sawit adalah daging buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harganya yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten yang tinggi. Olahan lain dari minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku margarin.
Sedangkan pada bagian minyak inti dapat diolah menjadi bahan baku alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan yang bercabang banyak dan memiliki ukuran yang kecil dan apabila masak, buahnya akan berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat mengandung banyak minyak. Minyak yang dihasilkan tersebut digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin serta ampasnya yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Ampas yang biasa disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam dan tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar atau arang.
Minyak sawit ini memiliki banyak kegunaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi karena keunggulan sifat yang dimiliki oleh kelapa sawit ini sendiri yaitu tahan terhadap oksidasi dengan tekanan yang tinggi. Selain itu mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya dan mempunyai daya melapis yang tinggi serta tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Keberadaan minyak kelapa sawit sebagai salah satu sumber minyak nabati relatif cepat diterima oleh pasar domestik dan pasar dunia. Peningkatan konsumsi minyak nabati dalam negeri terlihat dari tahun 1987 hingga tahun 1995, permintaan lokal akan minyak nabati naik dengan laju rata-rata 5.6% per tahunnya. Peningkatan ini sebagian disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk. Dalam rangka mengantisipasi melimpahnya produksi CPO, maka diperlukan usaha untuk mengolah CPO menjadi produk hilir. Pengolahan CPO menjadi produk hilir memberikan nilai tambah tinggi. Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan margarin. Produk non pangan terutama oleokimia yaitu ester, asam lemak, surfaktan, gliserin dan turunan-turunannya.
Produk olahan CPO yang merupakan non pangan diantaranya adalah oleokimia. Industri penghasil oleokimia termasuk industri kimia agro (agrobased chemical industry) yaitu industri yang mengolah bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable), merupakan industri yang bersifat resources-based industries dan mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat luas (basic needs) seperti kosmetika, produk farmasi dan produk konsumsi lainnya. Salah satu produk turunan oleokimia adalah ester, contohnya adalah metil ester. Asam lemak metil ester mempunyai peranan utama dalam industri oleokimia. Metil ester digunakan sebagai senyawa intermediate untuk sejumlah oleokimia yaitu seperti fatty alcohol, alkanolamida, α-sulfonat, metil ester, gliserol monostearat, surfaktan gliserin dan asam lemak lainnya.
Pengembangan produk turunan minyak sawit penting untuk dilakukan mengingat peningkatan nilai tambah yang dapat diperoleh. Produk hilir sawit lanjutan yang dapat dihasilkan melalui penerapan proses lanjutan terhadap produk-produk oleokimia yang telah berkembang di Indonesia akan memberikan tambahan nilai tambah yang cukup besar. Nilai tambah produk hilir sawit tersebut akan lebih besar dibandingkan nilai tambah produk-produk oleokimia.
Peluang pengembangan produk turunan (hilir) minyak sawit mengingat lembaga-lembaga riset di Indonesia telah melakukan riset-riset mengenai produk hilir sawit. Riset-riset produk hilir sawit yang telah dikembangkan hingga skala produksi pilot plant oleh lembaga riset di Indonesia sangat baik untuk diaplikasikan ke skala industri. Produk oleokimia sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai salah satu jawaban kurang prospektusnya harga CPO dan PKO karena berlawanan dengan kondisi supply-demand minyak mentah nabati yang saat ini dan di masa yang akan datang berada dalam posisi excess supply, kesetimbangan produk oleokimia dunia justru diperkirakan masih akan berada dalam kondisi excess demand hingga beberapa tahun mendatang. Kondisi excess demand pada produk oleokimia ini tentu merupakan sebuah indikasi akan prospektifnya harga komoditi tersebut.
Ekspor industri oleokimia telah dilakukan ke berbagai negara. Pasar ekspor yang selama ini prospektif untuk komoditi asam lemak adalah Singapura, Eropa (Jerman Prancis, Inggris, Belanda, Denmark dan Belgia), Jepang dan Amerika Serikat. Negara- negara konsumen utama deterjen adalah Amerika Serikat (29,1 kg/kapita/tahun), Eropa (15,5 kg/kapita/tahun), Singapura (7,8 kg/kapita/tahun) dan Jepang (7,2 kg/kapita/tahun). Sedangkan konsumen utama sabun berturut-turut adalah Singapura (4,5 kg/kapita/tahun), Amerika Serikat (2,8 kg/kapita/tahun) dan Eropa (2,3 kg/kapita/tahun). Sejalan dengan peningkatan jumlah dan pendapatan penduduk, kebutuhan akan kedua produk tersebut (deterjen dan sabun) tampaknya akan semakin meningkat(AP31, 1993;Tri Karya Pecindo, 1995). Sedangkan menurut laporan wwf 2002, negara importir kelapa sawit terbesar berasal dari India, China dan Pakistan. Sedangkan 17% bagian dari importir kelapa sawit berasal dari Eropa dimana Belanda, Inggris dan Jerman menjadi pengimpor utamanya. Penggunaan utama minyak kelapa sawit di negara pengimpor ini antara lain adalah untuk pembuatan vanaspati (vegetable ghee), shortening, dan cooking fats. Vanaspati merupakan jenis bahan makanan yang banyak dikonsumsi di India dan Pakistan dan juga terkenal di beberapa negara Mediteran.

Pengolahan Perkebunan Kelapa Sawit
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan kebehasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

Perusahaan Kelapa Sawit
Begitu tersebarnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia sehingga banyak didirikan perusahaan-perusahaan kelapa sawit atau yang biasanya disebut sebagai PKS yang merupakan perusahaan yang mengelola atau mengolah kelapa sawit mulai dari perkebunan hingga menjadi CPO. Biasanya tiap PKS sudah memiliki sendiri area perkebunan sawit yang akan dikelolanya atau mereka sudah menjalin kerjasama dengan petani kelapa sawit untuk menyetorkan komoditas tersebut kepada perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar luas lahan kelapa sawit yang dimiliki perusahaan, belum tentu pasokan CPO yang dihasilkan berjumlah besar. Semua tergantung pada jumlah kelapa sawit yang dihasilkan tiap lahan perkebunan.
Untuk harga komoditas kelapa sawit sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar kebijakan pemerintah. Perusahaan sama sekali tidak dapat mengontrol harga, demikian pula dengan suplai kelapa sawit karena hasilnya sangat bergantung pada kondisi alam yang sulit untuk diprediksi. Dengan kata lain, terdapat beberapa faktor dalam proses produksi dan penentuan harga yang tidak bisa dikontrol sepenuhnya oleh perusahaan. Saat ini harga kelapa sawit sedang tinggi karena selain dibutuhkan untuk industri pangan dan kimia, CPO juga digunakan untuk bahan bakar penganti minyak bumi, khususnya di negara-negara Eropa. Sedangkan suplai CPO dunia ditentukan oleh Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar di dunia. Tingginya permintaan CPO dunia belum mendapat respon yang seimbang. Industri CPO di Indonesia masih bertumbuh secara horizontal. Artinya, perusahaan masih memperbanyak lahan, memeperluas dan mengakuisisi kebun, bukannya berusaha untuk meningkatkan produksi CPO dengan jumlah komoditas yang tetap.
Naiknya harga minyak mentah nabati berbahan baku kelapa sawit (crude palm oil) di pasar dunia beberapa bulan terakhir ini membuat petani kelapa sawit kini mulai bergairah kembali mengelola lahan perkebunan kelapa sawitnya. Para petani kelapa sawit terlihat mulai menikmati kenaikan harga minyak mentah nabati tersebut. Di sentra-sentra produksi tandan buah segar kelapa sawit, seperti di Damuli, Londut, Padanghalaban, Aekpaminke, Kabupaten Labuhanbatu, harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani, sudah mencapai Rp 1.400 per-kilogram.
Bahkan dibeberapa tempat di Kabupaten Labuhanbatu Selatam, seperti Torgamba, Langgapayung, sudah ada agen pembeli yang berani membeli TBS kelapa sawit petani seharga Rp. 1550 perkilogram. Beberapa petani kelapa sawit menyebutkan, membaiknya harga jual kelapa sawit petani ditingkat agen antara Rp. 150 – Rp. 200 perkilogram, kemungkinan karena CPO di pasar dunia kini terlihat mulai bergairah.
Sementara dari beberapa agen pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang ada menyebutkan pihak pabrik kelapa sawit (PKS), menerapkan harga pembelian bervariasi kepada petani melalui agen. Dari agen pembeli TBS kelapa sawit petani diperoleh informasi, tertinggi antara Rp 1.500 hingga Rp. 1.600 perkilogram. Sementara terendah beberapa PKS hanya sanggup membeli TBS kelapa sawit dari petani seharga Rp 1.375 masing-masing per-kilogram.
Sedangkan untuk harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil diperkirakan akan masih stabil hingga pertengahan tahun depan. Setelah fenomena commodity bubble akhir tahun lalu yang telah melambungkan beberapa harga komoditas seperti crude palm oil (CPO), tetapi kemudian terjadi penurunan harga komoditas secara drastis dan hingga saat ini mulai tercapai stabilitas harga atas komoditas tersebut. Sekarang harga CPO hampir normal kembali, meski volumenya tidak sebesar saat terjadi commodity bubble. Krisis akibat commodity bubble sempat menurunkan harga hingga 50 persen. Harga kelapa sawit yang sempat menembus level 1.340 dollar AS perton pada bulan Februari 2008, tiba-tiba menurun drastis hingga menyentuh level 485 dollar AS perton pada bulan Oktober. Demikian halnya harga karet alam SIR 20 yang sempat mencapai 3260 dollar AS per ton pada Juli 2008, turun hingga 1.300 dollar AS pada Januari 2009. Khusus untuk harga CPO hingga tahun depan masih cenderung tetap. Meski ada upaya pengembangan industri hilir CPO pada beberapa daerah penghasil minyak kelapa sawit di Indonesia.
Selain harga yang ditentukan sepenuhnya oleh pasar serta kebijakan pemerintah, karakteristik lainnya dari industri CPO adalah padat modal. Perusahaan harus mempersiapkan investasi untuk tiga tahun pertama, ketika perkebunan belum berproduksi. Jika produksi terhenti di tahun kedua, misalnya, maka semua modal yang ditanamkan akan hilang.
Di luar faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa faktor yang dapat dikontrol oleh perusahaan, yaitu biaya langsung dan tidak langsung, efisiensi, dan produktivitas. Aliran kas Perusahaan Kelapa Sawit terdiri dari aliran pengeluaran (outflow), yaitu semua biaya per tahun, dalam nilai unag yang dikeluarkan oleh perusahaan selama pelaksanaan kegiatan, dan aliran penerimaan (inflow), yaitu semua penerimaan per tahun, dalam nilai uang yang diterima perusahaan dari pelaksanaan kegiatan perkebunan kelapa sawit.
Total biaya per tahun untuk melaksanakan perkebunan kelapa sawit merupakan penjumlahan dari semua pengeluaran dalam kurun waktu satu tahun tertentu, untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan proyek diantaranya adalah biaya untuk:
1) Mendapatkan Hak Guna Usaha (HGU) lahan perkebunan kelapa sawit.
2) Investasi tanaman kelapa sawit.
3) Pemeliharaan tanaman.
4) Pemanenan TBS (Tandan Buah Sawit).
5) Pemupukan.
6) Pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan.
7) Invstasi pembangunan pabrik.
8) Biaya pengolahan TBS menjadi CPO dan KPO.
9) Biaya pengangkutan CPO dan KPO dari lokasi PKS ke pelabuhan ekspor.
10) Biaya overhead dan biaya depresiasi.
Penerimaan dalam nilai uang diperoleh dari hasil penjualan CPO dan KPO yang dijiual di pasar domestik maupun yang diekspor.
Untuk meningkatkan Perusahaan Kelapa Sawit, akan lebih baik jika perusahaan memanfaatkan IT untuk mengintegrasikan proses bisnis mereka dari hulu ke hilir. Dengan ini, perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengontrol setiap proses bisnis yang berlangsung, mulai dari perkebunan, pabrik, pengolahan kantor cabang, dan kantor pusat. Perusahaan juga dapat menghitung setiap aktivitas yang dilakukan, membandingkan kondisi sebelum dan keadaan sesudah sebuah aktvitas dilaksanakan.
Dari sisi logistik, untuk menekan biaya, perusahaan dapat melakukan sentralisasi pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan sebagainya, serta mengatur keluar masuk barang sesuai dengan wilayah yang membutuhkannya. Perusahaan juga mampu menghitung setiap biaya dan anggaran yang dibutuhkan dalam setiap aktivitas, mengontrol transaksi dari beberapa perkebunan dan perusahaan, mempersingkat financial close-cycle, serta pajak.
Untuk melaksanakan semua itu, perusahaan harus mempersiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi yang digunakan. Perangkat yang paling kritikal, yaitu SDM yang mengetahui dan mengerti tentang IT dan jaringan komunikasi data bagi lokasi perkebunan dan kantor cabang yang biasanya terletak jauh dari kota dan belum terjangkau jaringan komunikasi terrestrial. Memang hal ini akan membutuhkan biaya yang besar pada saat pertama kali melaksanakannya. Selain itu, pelaksanaan sistem ini tidak dapat langsung berjalan lancar karena baru diterapkan. Pasti akan ada kesalahan, kelalaian dalam penggunannya. Tetapi lama-kelamaan perusahaan dan SDM nya akan terbiasa dengan sistem baru itu dan hal ini akan sangat bermanfaat bagi perusahaan. Sedangkan untuk pembangunan pabrik minyak sawit sangat prospektif dan cukup menguntungkan, untuk itu pemerintah daerah mengundang para investor untuk terlibat dalam proyek ini dengan ketentuan pembangunan pabrik TBS dengan kapasitas 30 ton TBS perjam memerlukan investasi dana sekitar Rp.120 milyar. Masa pembangunan pabrik dilaksanakan selama 2 tahun.
Biaya Investasi Pabrik pada awalnya Rp. 120 Milyar dengan bunga bank 18 % selama 4 tahun : 0,18 x 4 th x 120 Milyar Rupiah = Rp. 86,4 Milyar . Kemudian investasi + bunga bank : 120 Milyar + 86,4 Milyar = 206,4 Milyar, Angsuran per bulan : 206,4 Milyar : 48 bulan = Rp 4, 3 Milyar/bulan. Jika pabrik bekerja sehari selama 15 jam maka = 15 jam x 30 ton TBS/ jam : 450 Ton TBS/hari atau 13.500 ton TBS/bln.
Apabila dikalkukasi,jumlah TBS yang diolah menjadi CPO=0,23x450TonTBS/hari =103.5 ton CPO/hari. Jika dalam 1 bulan pabrik bekerja selama 30 hari maka =103,5 ton CPO perhari x 30 hari = 3.105 tonCPO perbulan. Nilai CPO = 3.105 ton CPO x Rp. 5.800.000= Rp.18.009.000.000.- (18,009 M). Untuk biaya operasional pabrik(40 %) = 0,4 x Rp.18.009 Milyar = Rp.7,203 Milyar /bulan. Sehingga keuntungan bersih yang didapat= (Nilai CPO – Biaya Operasional – Angsuran Bulanan) = Rp.18.009.000.000 - Rp.7.203.600.000.- Rp. 4.300,000.000.= Rp.6.505.400.000.-/bln dan investasi akan kembali dalam jangka 19 bulan sejak pabrik beroperasi pada kapasitas maksimal asumsi harga CPO Rp. 5.800 ,- /Kg. Rendemen TBS 23 % .
BAB III KESIMPULAN
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang menjanjikan. Negara Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebaran kelapa sawiit hampir di seluruh wilayah Indonesia antara lain adalah di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Sumatera adalah pulau yang memiliki areal kelapa sawit terluas di Indonesia yaitu mencapai 75,98%.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari tanaman kelapa sawit adalah daging buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Minyak nabati dari sawit memiliki kelebihan dibanding minyak yang lain. Minyak sawit ini memiliki banyak kegunaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi.
Pengolahan CPO menjadi produk hilir memberikan nilai tambah tinggi. Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan margarin. Produk non pangan terutama oleokimia yaitu ester, asam lemak, surfaktan, gliserin dan turunan-turunannya. Sedangkan negara pengimpor hasil olahan kelapa sawit yaitu Singapura, Eropa (Jerman Prancis, Inggris, Belanda, Denmark dan Belgia), Jepang, Amerika Serikat, India, China dan Pakistan.
Untuk perancangan pabrik dibutuhkan banyak pertimbangan biaya dan kondisi tempat karena pembuatan pabrik ini membutuhkan strategi dan selain itu juga suatu perusahaan atau pabrik kelapa sawit ini dalam pengolahannya diperlukan teknologi informatika sebagai sarana pendukung.





DAFTAR PUSTAKA

[Departemen Perindustrian]. 2004. “Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit”. http://www.depperin.go.id// [13 Desember 2009]
Noer Sutrisno, 2008. Partisipatif berkelanjutan Peranan industri sawit dalam pengembangan Peranan industri sawit dalam pengembangan Ekonomi regional: menuju pertumbuhan Ekonomi regional: menuju pertumbuhan Partisipatif berkelanjutan. Seminar Nasional Dampak Kehadiran Perkebunan kelapa Sawit terhadap Kesejahteraan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara.
Pardamean, Maruli. 2007. Paduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Sastrosayono, Selardi. 2009. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia pustaka : Jakarta.

kunjungan industri ke PT YAKULT dan POCARI SWEAT

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Susu adalah salah satu produk pangan yang banyak memiliki fungsi yang baik bagi tubuh dan dapat dalam berbagai produk olahan. Susu banyak mendapat perlakuan untuk diolah dikarenakan sifat dari susu yang tidak tahan lama sehingga perlu setidaknya sedikit sentuhan teknologi agar daya simpan dari susu tersebut dapat lebih tahan lama dan tentunya tidak menghilangkan kandungan gizi yang ada didalamnya.
Berbagai macam cara telah dikembangkan untuk mengolah susu agar memiliki daya simpan yang lebih dan menguntungkan bagi yang mengkonsumsinya. Salah satu caranya adalah dengan mengolah susu menjadi produk olahan berupa susu fermentasi. Proses fermentasi pada susu tidak lain bertujuan untuk membuat produk baru dengan cita rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan citarasa yang tidak diinginkan, serta memberi nilai tambah.
Banyaknya citarasa dari susu fermentasi adalah diakibatkan karena berubahnya komposisi kimia yang terkandung di dalam susu dan biasanya perubahan komposisi kimia susu terjadi akibat fortifikasi oleh bakteri. Fortifikasi oleh bakteri asam laktat pada susu dapat menghasilkan produk susu fermentasi seperti yakult, yogurt, dan kefir. Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis bakteri asam laktatnya.
Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang ada di dalam susu menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana misalnya glukosa dan galaktosa seperti yang terdapat dalam produk yakult. Selain itu masyarakat memerlukan minuman isotonic untuk mengembalikan mineral tubuh yang hilang selama aktivitas mereka. Cairan isotonik ini adalah cairan yang memiliki tekanan osmosis yang sama dengan cairan yang berada dalam sel manusia. Sebenarnya mineral dalam cairan in hanya berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan saja (kalau disebutkan bahwa mineralnya ikut membantu dan masuk ke dalam sel rasanya tidak benar). Cairan isotonik lebih cepat menghilangkan rasa haus karena pengaruh mineral bukan karena tubh lebih mampu menyerap cairan ini ketimbang aquadest. Tidak ada pengaruh yang nyata antara menjaga kesehatan atau vitalitas secara umum dengan meminum cairan isotonik.
Banyak perusahaan makanan yang telah mengembangkan minuman kesehatan isotonic ini antara lain adalah PT. Amerta Otsuka sebagai pelopor perusahaan minuman isotonic pertama. Oleh karena itu praktikan melakukan kunjungan industri pada dua perusahaan minuman kesehatan tersebut karena kedua perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dan sebagai pelopor dari tiap minuman kesehatan tersebut. Di Indonesia, juga sudah banyak melakukannya, termasuk J-Co, Bogasari, Yakult Indonesia dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan tersebut menawarkan kesempatan kepada masyarakat untuk mengunjungi pabriknya guna melihat proses fasilitas, proses produksi dan membeli produk. Khusus yang terakhir, ada juga yang tidak menjual produk. Mereka hanya memberikan experience. Yang mereka inginkan adalah bagaimana menciptakan persepsi di benak konsumen baik untuk produk maupun perusahaannya.

B. Tujuan
Kunjungan industri ini dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat mengenal produk olahan makanan secara lebih dekat, dan dapat mengamati cara pembuatan dan pengemasan dari produk secara langsung serta manfaat dari produk tersebut.

C. Metodelogi
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan mengamati langsung, metoda pustaka serta mengambil literatur dari internet.


PEMBAHASAN
Pada kunjungan industri ini dilakukan kedua pabrik minuman kesehatan, yaitu PT. Yakult Indonesia Persada sebagai konsumen langsung susu fermentasi yakult dan dan PT. Amerta Otsuka sebagai produsen dari minuman isotonic pertama, yaitu pocari sweat. PT Yakult ini sendiri berdiri pada tanggal 2 Februari 1990 dan mulai berproduksi satu tahun kemudian, tepatnya pada bulan Januari 1991 dari pabrik di Jalan Kiwi Pekayon Pasar Rebo Jakarta. Pada tahun 1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang berkapasitas 720.000 botol per hari dipindahkan ke Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 1.800.000 botol per hari.
Sedangkan profil dari PT Amerta Otsuka adalah perusahaan yang bergerak dalam minuman isotonic. Pada tahun 1991, Perusahaan Otsuka Pharmaceutical, sebuah perusahaan farmasi di Jepang yang menjadi produsen minuman Pocari memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi awal US$ 6 juta. Otsuka Pharmaceutical di Indonesia memiliki enam anak perusahaan dan salah satunya yakni. PT Amerta Indah Otsuka (AIO) sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis minuman kesehatan dengan merek Pocari Sweat.
Yakult (Yakuruto?) adalah minuman probiotik pertama di Indonesia yang hampir mirip dengan yogurt yang dibuat dari fermentasi skim milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Karena bakteri Lactobacillus casei Shirota dapat ditemui dalam sistem pencernaan manusia dan berdampak positif bagi kesehatan. Maka dari itu yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan karena yakult adalah minuman yang mengandung bakteri yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat.
Yakult ditemukan oleh seorang doktor bernama Minoru Shirota pada 1930 dan pada tahun 1935, ia mendirikan Yakult Honsha Co., Ltd. (Kabushiki-gaisha Yakuruto Honsha?) untuk memasarkan dan mempromosikan minuman ini. Saat ini, yakult diproduksi dan dijual di Jepang, Asia, Australia, Amerika Latin, dan Eropa, walaupun bakterinya masih diimpor dari Negara Jepang.
Yakult memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi Yakult setiap hari berarti sekurang-kurangnya 6,5 milyar bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup masuk kedalam alat pencernaan. Alat pencernaan,yaitu usus memainkan peran yang penting dalam kesehatan manusia bahkan proses penuaanpun dimulai dari usus. Karena itu dengan menjaga usus tidak lain adalah menjaga kesehatan tubuh.
Manfaat Yakult antara lain adalah terletak pada bakteri Lactobacillus shirota strain yang mampu hidup dalam usus dan dapat memberikan manfaat seperti mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus dan membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus. Karena bakteri Lactobacillus bacillus shirota adalah bakteri yang dapat menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu dan bertahan hidup dalam usus manusia. Dari dalam usus bakteri ini membantu meningkatkan kesehatan dengan cara mengaktifkan sel-sel kekebalan dan meningkatkan jumlah bakteri berguna serta mengurangi jumlah bakteri yang merugikan.
Proses pembuatan yakult adalah dengan cara memfermentasi campuran susu bubuk skim dan glukosa menggunakan bakteri Lactobacillus casei Shirota strain. Yakult dibuat dari bahan-bahan bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup, susu bubuk skim, sukrosa dan glukosa, perisa, air, serta yakult ini tidak menggunakan bahan pengawet.
Yakult dapat bertahan sejak pembuatannya sampai dengan tanggal kadaluwarsa tanpa menggunakan pengawet adalah dikarenakan asam laktat yang dihasilkan secara alami selama proses fermentasi dapat memperpanjang umur simpannya, pembuatannya secara hygienis penyimpanannya pada suhu dibawah 10°C.
Yakult merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan starter tunggal yaitu Dornic atau 0,5% asam Lactobacillus casei. Kecepatan pertumbuhan bakteri ini berkisar 50 laktat setelah 48 jam. Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus. Lactobacillus casei akan merubah ribosa menjadi asam laktat dan asam asetat, perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase (Kurman, 1992).
Pembuatan yakult menurut Kurman (1992) adalah dengan cara mensterilisasi susu terlebih dulu selama 3 sampai 4 detik, kemudian ditanamkan Lactobacillus casei pada suhu 140 C selama empat hari. Nilai gizi yakult yaitu protein (Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37 C, 1,2%, lemak 0,1%, mineral 0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori tiap 100 gram.
Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga mampu bertahan hidup hingga usus halus.
Langkah pertama produksi susu ini disebut dengan proses pembibitan dimana bakteri Lactobacillus casei yang khusus didatangkan dari Jepang dicampur dengan glukosa dan susu bubuk skim. Glukosa merupakan media bagi bakteri ini untuk hidup. Pembelahan bakteri ini cukup lama sekitar 1 hari setiap pembelahannya. Proses ini dilakukan selama 1-4 hari didalam inkubator, setelah itu dipindakan kedalam inkubator yang berisi sukrosa & aroma untuk membentuk yakon(Yakult Konsentrat) selama 1 minggu. Kemudian diencerkan dengan air dan dikemas didalam botol plastik yang dibuat dari polistiren.
(Anonim,2009) 

Klasifikasi wadah gelas dibagi menjadi dua yaitu wadah gelas dengan leher sempit yang disebut botol Dan wadah gelas dengan leher lebar yang disebut jar. Pada yakult, digunakan wadah berbentuk botol. Hal ini akan memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi yakult. Jika kemasan yakult berbentuk jar, maka hal itu akan menyulitkan konsumen untuk mengkonsumsi yakult langsung dari botolnya. Dalam proses pembuatannya, dilakukan melalui proses blow- molding.
Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi dikembangkan dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan peniupan dengan proses sebagai berikut :
• Parison diekstrusi dari atas ke bawah diantara rongga cetakan (mold)
• Cetakan menutup sehingga parison terjepit oleh cetakan
• Parison dikembangkan oleh gas bertekanan tinggi sehingga terdorong ke dinding cetakan dan terbentuk sesuai dengan bentuk rongga cetakan
• Produk didinginkan dan dikeluarkan dari cetakan

Botol plastik yang dikemas dalam lima kelompok polietilen membungkus dan kemudian dikemas ke dalam sebuah lempengan untuk distribusi (sebuah lempengan terdiri dari sepuluh lima paket, itu adalah 50 botol). Plastik botol yang terbuat dari plastik yang food grade dan nomor enam pada kode identifikasi plastik. Botol ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Ini meminimalkan risiko kontaminasi pernah dibuka. Satu pak terdiri dari lima botol dan dari lima botol tersebut akan di pak lagi menjadi 20 botol.
Botol yakult ini terbuat dari plastik, yang ringan, aman, mudah didaur ulang dan mudah dipakai untuk transportasi. Jenis kemasan primer yang digunakan pada produk yaitu PS (Polistirena resin) yang membentuk botol berleher sempit. Jenis plastik ini digunakan untuk kemasan primer karena merupakan kemasan yang aman untuk sekali pakai dan menunjukkan warna alami yang dimiliki produk karena jenis plastic ini memiliki sifat transparansi yang tinggi dan daya serap air yang rendah juga termasuk kedalam kemasan food grade.
Polistirena adalahsebuah polimer dengan monomer stirena,sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena juga termasuk golongan senyawa aromatik. Karakteristik polistirena yaitu memiliki temperatur operasi maksimal < 90°C, tahan terhadap air, bahan kimia non-organik, alkohol, dan rapuh (perpanjangan 1-3%), tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan,serta mudah terbakar. Polistiren (PS) yang digunakan berbeda dengan polistiren busa yang biasa digunakan untuk sterefoam. Polistiren ini bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Dan digunakan sebagai wadah makanan beku, sendok, garpu (Suyitno,1998). Maka dari itu, digunakannya polistiren ini sebagai bahan kemasan primer dari botol yakult.
Polistiren yang sering dibicarakan orang yaitu polistiren yang digunakan untuk sterefoam. Polistiren untuk sterefoam tersebut berbahaya karena bahan styrine dapat bermigrasi ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dan akan menggangu perkembangan system otak dan saraf, (Bierley,1998) akan tetapi PT. Yakult mengklaim plastik botol yakult adalah plastik yang terbuat dari plastik polistirena yang food grade yang aman dan mudah didaur ulang sebagai alat-alat rumah tangga lain. Polistirena pada kemasan yakult ini sangat cocok unuk mengemas bahan yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak selain itu polistirena ini bersifat transparan atau jernih.
Yakult harus selalu disimpan pada suhu dibawah 10°C karena pada kondisi tersebut bakteri Yakult tidak aktif sehingga kualitas Yakult dapat dipertahankan terjaga. Penyimpanan pada suhu diatas 10°C akan mengakibatkan turunnya kualitas karena bakteri Yakult aktif, menghasilkan asam laktat yang menyebabkan Yakult menjadi asam dan jumlah bakteri hidupnya akan menurun.
Untuk pendistribusian yakult. Pertama-tama botol yakult diurutkan dalam kelompok yaitu lima botol dan dibungkus plastik dalam polietilen film. Sepuluh dikalikan lima bungkus dikelompokkan bersama dan dibungkus lagi dalam polietilen film dan kemudian panas menyusut, membentuk sebuah lempeng Yakult 50 botol. Setelah selesai dikelompokan, yakult akan masuk ke dalam refrigerator room. Yakult yang telah berbentuk lembaran ditransfer ke palet, dibungkus dan disimpan pada suhu 2-3 ° C sementara menunggu pengiriman ke toko-toko.
Untuk distribusi digunakan truk berpendingin yang akan mengantarkan yakult ke gudang utama jaringan supermarket (misalnya Safeway / Woolworths dan Coles) untuk dibagikan ke supermarket. Dimana yakult yang dikirim adalah yakult individu yang merupakan independen langsung untuk dikirim ke supermarket, susu bar, pusat kebugaran, toko makanan,minuman kesehatan, motel, rumah sakit dan outlet lain. Sedangkan satu cara pendistribusian yakult menggunakan yakult ladies yang akan mengantarkan yakult dari satu rumah kerumah lain yang difasilitasi dengan kotak pendingin agar menjaga kualitas dari produk yakult.


Pocari Sweat terus berkembang. Hal inilah yang mengundang pesaing untuk terjun menikmati minuman isotonic. Salah satunya ternyata adalah produksi Danone-Aqua yang muncul dengan nama Mizone. Sedangkan lainnya, Vita Zone walaupun mengusung nama produsen Sun Green, namun ternyata adalah produksi salahsatu produsen lokal terkemuka juga. Sedangkan jauh sebelum kemunculan Zporto, sebenarnya telah cukup banyak produsen lain yang juga berusaha untuk merebut dominasi pasar minuman isotonik dari tangan Pocari Sweat. Agaknya hal ini dipicu karena keberhasilan Pocari Sweat yang dari tahun ke tahun dengan tekun berusaha menimbulkan animo positif pasar Indonesia untuk minuman jenis ini. Padahal dulu sebelum Pocari Sweat masuk, Gatorade sudah lebih dahulu patah arang dan kabur meninggalkan pasar Indonesia.
Keunggulan minuman isotonik terletak pada kemampuan dalam menggantikan cairan tubuh secara efektif, sehingga secara tak langsung membantu kepada proses pemulihan tubuh dari kondisi sakit. Namun demikian meskipun banyak pesaing bermunculan. Pocari Sweat saat ini tetap masih menjadi pemimpin pasar. Sebagai pioner, Pocari Sweat telah menjadi rujukan kalangan medis sebagai minuman yang membantu proses penyembuhan.

Bahan kemasan primer yang digunakan kemasan pocari sweat yaitu polietilen tereptalat (PET). PET memiliki sifat yang transparan, jernih, dan kuat. Biasanya dipergunakan sebagai botol minuman (air mineral, jus, soft drink, minuman olah raga) tetapi tidak untuk air hangat atau panas.
Polietilena tereftalat adalah suatu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman, wadah makanan, dan aplikasi thermoforming serta dikombinasikan dengan serat kaca dalam resin teknik. (Bachriansyah,1997)



Struktur kimia polietilena tereftalat
PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan riwayat termalnya. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih(transparan) atau tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan hanya sekali pakai dikarenakan apabila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat maupun panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang dan bermigrasi pada produk. (Anonim,2008)



KESIMPULAN

Yakult dan Pocari Sweat adalah minuman kesehatan yang berfungsi baik bagi tubuh. Yakult merupakan minuman susu fermentasi pertama dengan kandungan probiotik serta memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Bahan-bahan dasar pembuatan yakult adalah susu skim, bakteri lactobacillus casei shirota, gula dll. Botol yakult dibuat dengan jenis plastik polistiren yang food grade(layak untuk mengemas makanan) karena dipercaya akan meminimalisir migrasi kepada produk. Untuk penyimpanan, yakult haruslah disimpan dalam keadaan dingin karena untuk menjaga fungsi dari bakteri lactobascillus shirota agar berfungsi semaksimal mungkin. Pendistribusian yakult dapat melalui dua tahap, pertama dengan menggunakan mobil box yang terdapat cooler box kepada supermarket-supermarket dan satu lagi dengan adanya yaklut ladies yang mengantarkan produk yakult dari satu rumah ke rumah lain.
Sedangkan untuk pocari sweat adalah minuman isotonic yang berfungsi untuk mengembalikan ion dalam tubuh. Bahan tambahan yang digunakan dalam minuman ini biasanya ditambahkan gula, asam sitrat dll. Pocari sweat ini memiliki tiga bentuk kemasan baik kemasan kaleng, kemasan untuk bubuk pocar sweat dan kemasan botol yang merupakan botol polietilen tereptalat (PET) yang memiliki tingkat migrasi kecil. Kedua minuman kesehatan ini diperuntukan dikonsumsi dalam keadaan dingin untuk memaksimalkan fungsi dari kedua minuman kesehatan ini sendiri.



DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2008. “Yakult Minuman Probiotik Pertama.” http://www.pocarisweat.com// [9 Desember 2009].
[Anonim]. 2009 . “POCARI SWEAT”.http://www.yakult.co.id// [9 Desember 2009].
Bachriansyah, S. 1997. “Identifikasi Plastik. Makalah Pelatihan Teknologi pengemasan Industri Makanan dan Minuman”. Departemen Perindustrian dan Perdagangan. [9 Desember 2009]
Bierley, A.W, R. J. Heat and M.J.Scoot. 1998. Plastic Material and Properties Aplications. Cation. Chapmans and Hall Publishing, NewYork.
Suyitno. 1990. Bahan-Bahan Pengemas. PAU. UGM, Yogyakarta.